gelap itu. . .

Kebahagiaan tak ada yang abadi dalam  dunia ini. Apa yang tadinya menjadi pusat keindahan kini menjadi nestapa. Kerap datang menjadi mimpi yang tak mengenakkan. Bunga dalam tidur bukanlah suatu hal yang ingin kujumpai tentangmu saat mata terlelap. Ada waktu dimana darimu hal indah selalu yang kurasakan. Kini, saat kebalikan itu yang kurasakan. Menyesalkah aku, menjadi anehkah aku, menjadi muramkah aku? Aku harus bilang tidak, karena roda kehidupan ini terus berputar. Karena waktu terus berjalan, karena hati yang terluka akan terobati meski ketika sembuh tak lagi sama. Karena hidup pada hakikatnya untuk belajar.

Tak apa sesekali dirasakanya kehilangan, dirasakanya kekecewaan, dirasakanya kehilangan serta kesedihan. Terkadang rasanya perlu untuk membuang hal yang diyakini itu kebahagiaan bagi kita. Karena akal kita terkadang tak sampai untuk mengerti. Kebahagiaan bagi kita bisa jadi menjadi ujian bagi orang lain. Dan kesedihan mereka bisa jadi obat pelipur lara bagi kita.

Rasanya, semakin hari semakin saja hati menjadi berkhianat pada diri. Semakin tak sinkron antara perasaan  dan hal yang dilakukan. Rasanya, pembelajaran ini terus akan tiada henti. Rasanya, tak lagi ingin tinggal pada tempat dan waktu yang sama. Tentangmu, yang habis sudah tertelan dalam temaram malam. Tak lagi rasanya ingin kutulis tentang itu, katamu, kau selalu berbohong. Tak ada hal apapun yang kau tulis tentang diriku. Apapun tentangmu hanyalah ilusi. Antara kita tak pernah ada cerita.

Ya begitulah, aku pergi dan membuang, rasa, keinginan, hasrat. Aku kesampingkan ego. Aku biarkan apa kehendak takdir untuk lagi menunjukkan jalan. Orang bilang,

kau terlalu cepat menyerah pada keadaan. Kau laki-laki tak memiliki daya juang. Kau terlalu banyak membuang kesempatan yang diberikan. Lihatlah, tangisnya itu tak lagi sudi dihapus dan disentuh oleh diri dan rayuan busukmu.

Hanya senyum kecut dan tatapan kedepan untuk terus melangkah. Terkadang memang dalam melalui liku jalan, banyak jalan salah yang dipilih. Ada pilihan-pilihan yang tak diambil. Ada kebahagiaan yang sengaja tak diraih. Entah, mungkin ini rasanya tumbuh dalam keheningan. Hening bersemayam terlalu lama.

Ditatapnya penghujung senja, dirasanya udara akhir untuk sebelum sempurna menghilang ditelan malam yang sudah siap menggelar. Satu tanganya mengangkat, merasakan melalui jari-jemari seimilir angin itu sambil dihayatinya udara senja. Dikatakan,

aku mungkin telah kehilangan segalanya. Tapi aku akan terus tersenyum, mungkin aku tak lagi bisa sepenuhnya merasakan cinta, tapi cinta akan terus bersemayam dalam diri selama nafas masih dirasa. Mungkin tak lagi kurasakan hadirmu sebagai keindahan. Tapi itu semua tak jadi soal, sebab pergiku membawa itu semua. Dengan izinmu ataupun tidak.

Kisah ini telah usai, sebagaimana kuucap salam perpisahan terakhir. Jika ada pertemuan tak terduga aku hanya akan mengulas senyum tipis dan aku akan menghilang untuk selamanya. Sebab aku tahu, sudah tak lagi terbuka pintu buatku untuk kembali. . .

 

Leave a comment